Minggu, 16 September 2018

aliran-aliran dalam psikologi



Aliran-aliran Dalam Psikologi
Makalah ini disusun untuk  memenuhi tugas mata kuliah
“Psikologi Umum”

Dosen Pengampu:
Ika Rusdiana, MA
Disusun Oleh:
                                                               1. Umi Nur Azizah
                                                               2. Afifah Indriningtyas
                                                               3. Iin khoiriyah
 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN  GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN TARBIYAH
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
  PONOROGO
2016




BAB I
PENDAHULUAN

  A.    LATAR BELAKANG
      Psikologi diakui sebagai ilmu mandiri  pada akhir abad ke-19 selama 2 abad. Sebelumnya, berbagai model dikembangkan mengenai apa yang semestinya mengenai subjek studi psikologi dan bagaimana studi tersebut dilakukan. Secara spesifik selama abad ke-17 sampai 18  berbagai model psikolog saling bersaing untuk mendominasi yang lain. Para psikolog bekerja di banyak situasi  terapan yang berbeda–beda dan  memiliki berbagai macam peran. Bahkan  dalam lingkungan akademik, psikologi kontemporer cukup sulit di identifikasikan. Penelitian dan pengajaran psikologi dilakuan di Departemen Psikologi, ilmu kognitif, management organisasi dan hubungan sosial. Psikologi sebagai ilmu akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan mazhab-mazhab dan teori-teori baru bermunculan. Teori-teori yang muncul biasanya merupakan kritik dari teori-teori sebelumnya. 


  B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan psikologi?
2.      Jelaskan macam-macam aliran dalam psikologi ?



BAB II
PEMBAHASAN
  A.    Definisi Psikologi
Psikologi lahir di Jerman pada tahun 1870-an sebagai disiplin ilmiah yang diakui. Psikologi (dari bahasa Yunani kuno : psyche = jiwa dan logos = kata ) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yan mempelajari tentang  jiwa atau mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa atau mental  itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa  atau mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuaan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Psikologi adalah cabang ilmu yang masih muda atau remaja, sebab pada awalnya psikologi adalah bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut Plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia. (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan )[1]

B.        Macam- macam aliran dalam psikologi
Beberapa macam aliran dalam psikologi adalah sebagai berikut :
1.      Aliran Strukturalisme
Aliran ini muncul karena kerja keras Wilhelm Wundt, psikolog Jerman yang pertama mendirikan Labolaturium psikolog, karena labolaturium telah pertama didirikan di Jerman  di kenal dengan “ibu psikolog”. Menurutnya untuk mempelajari  gejala kejiwaan harus mempelajari isi dan struktur jiwa seseorang. Metode yang digunakaan adalah instropeksi atau mawas diri, objeknya adalah kesadaran. Tokoh aliran lain adalah Edward Bradford Tichnerner, ia adalah mahasiswa sastra Inggris dan penerjemahan ajaran Wundt, kemudian ia pergi ke Amerika Serikat tahun 1893 dan membangun labolaturium di Comell.[2]

2.      Aliran fungsionalisme
       Tokoh-tokoh aliran ini diantaranya yang terkenal adalah  Wiliam James, John Dewey, Jemes  Rowland, Angell Haharvey A, Carr, James M Kenn Cattell, E.L Thorndike dan R.S Woodworth. Aliran ini adalah reaksi terhadap strukturalisme tentang keadaan mental. Aliran ini pada intinya merupakan doktrin bahwa proses adalah keadaan sadar seperti kehendak bebas, berpikir, emosi, mempersepsi dan mengindra dengan kata lain aktifitas di sebuah lingkungan fisik  dan tidak dapat diberi eksistensi yang penting, aktifitas ini memudahkan control organisme, daya tahan hidup, adaptasi, keterikatan penarikan diri, pengenalan dan pengarahan dan lain-lain. Menurut pandangan James bahwa suatu kebenaran tidak ada yang mutlak dan berlaku umum. Sedangkan menurut John Dewey bahwa tidak ada sesuatu yang tetap, manusia senantiasa bergerak dan berubah. Jika mengalami kesulitan, segera berfikir unttuk mengatasi kesulitan itu, oleh karena itu berfikir tidak lain sebagai alat (instrumen ) untuk bertindak.[3]

3.      Aliran Behaviorisme
Peletak dasar aliran behaviorisme adalah Ivan Petrovich Pavlov (1849 – 1936) dan Wiliam Mc Dougall (1871 – 1938). Pavlov terkenal karena eksperimennya mengenai refleks bersyarat atau refleks terkondisi yang dilakukan terhadap anjing yang mengeluarkan air liurnya. Menurutnya, segala aktivitas kejiwaan pada hakikatnya merupakan rangkaan refleks  dan menurut Dougall melalui teorinya tentang insting. Insting adalah kecenderungan bertingkah laku  tertentu dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak  lahir dan tidak dapat di pelajari sebelumnyaa.
Asas-asas dalam teori perilaku terangkum dalam hukum penguatan atau law of inforcement, yakni:
a.       Classical conditioning : suatu rangangan untuk menimbulkan pola reaksi tertentu apabila rangsangan tersebut itu sering diberikan bersamaan dengan rangsangan lain yang secara alamiah menimbukan pola reaksi tersebut. 
b.      Law of effect : periku yang menimbulkan akibat-akbat yang memuaskan akan cenderung diulang, dan sebaiknya perilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang menyakitkan cenderung  dihentikan.
c.       Operant conditioning : suatu pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan perilaku tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang diingkan oleh pelaku (penguat positif), atau mengakibatkan hilangnya hal-hal yang diingikan (penguat negatif).
d.      Modeling : munculnya perubahan perilaku karena proses dan peneladanan terhadap perilaku orang lain yang disenangi (model ).

Keempat asas perubahan perilaku tersebut berkaitan dengan proses belajar yaitu berubahnya perilaku tertentu menjadi perilaku baru.
Aliran  behaviorisme adalah aliran  psikologi tentang tingkah laku yang sifatnya radikal, yaitu ketika menyamakan tingkah  laku manusia dengan binatang dari insting atau bawaannya, sehingga tingkah laku keduanya dapat dikondisikan. Aliran behaviorisme memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelazimaan (conditioning).  Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang.
Pandangan-pandangan aliran behaviorisme adalah sebagai berikut :
1.      Tingkah laku manusia atau hewan merupakan realitas dari jiwa yang abstrak  yang bermakna dan dapat diukur secara ilmiah  dengan pendekatan alami.
2.      Psikologi adalah ilmu yang mengkaji sesuatu yang objektif, empiris dan realistis.
3.      Penelitian terhadap tingkah laku atau overt observebel behavior.
4.      Faktor-faktor eksternal dalam konteks behaviorisme adalah rangsangan yang dapat diikutsertakan, tetapi bukan merupakan tingkah laku yang sejatinya.
5.      Jiwa dalam arti yang sesungguhnya adalah insting.
6.      Seluruh pengalaman sadar hanya dapat disadari oleh tiap-tiap individu.[4]

4.      Aliran Psikoanalisis
pada permukaan tahun 1900, aliran psikoanalisis muncul sebagai upaya memperdalam pandangan-pandangan psikologi yang diperkuat oleh sebagai kemajuan di bidang kedokteran. Kemunculan psikoanalisis sebagai salah satu aliran psikologi disebabkan adanya pandangan bahwa aliran behaviourisme dianggap tidak mampu atau secara sengaja menafikan faktor kesadaran manusia. Aliran psikoanalisis merupakan aliran yang mencari penyebab munculnya perilaku manusia pada alam tidak sadar. Tokoh aliran ini adalah Sigmund Freud, seorang neurolog berasal dari Wina, Austria akhir abad ke 19. Aliran ini berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berkeinginan (homo volens).  Pada awalnya,  Breuer seorang dokter syaraf di Wina menyatakan simton-simton hysteria itu tidak ditimbulkan oleh sebab jasmaniah melainkan oleh karena peristiwa emosionl yang sudah di lupakan atau traumata. Menurut Charcot, gejala kelumpuhan  disebabkan oleh melemahnya system syaraf sebagai akibat keturunan. Pandangan di atas merupakan awal dari lahirnya aliran psikoanalisis, terutama setelah Sigmund Freud yang ahli syaraf bergabung dengan murid-murid Charcot di Paris dan mempelajari teori-teori dari Breuer dan Charcot.
Di alam tak sadar inilah tinggal tiga struktur mental yang diibaratkan gunung es dari kepribadian kita yaitu:
1.      Id atau Es (energi psikis)
2.      Kh atau ego
3.      Uber Icr atau super ego[5]

5.        Aliran Psikologi Gestalt
      Istilah gestalt dalam bahasa Inggris berarti form, shape, configuration, whole dan dalam bahasa Indonesia berarti bentuk, keseluruhan, esensi, totalitas, hal, peristiwa, dan hakikat. Aliran ini lahir sebagai upaya proses terhadap pandangan elementaristis dari Chr. V. Ehrenfels yang merupakan pelopor psikologi Gestalt dengan karyanya Ueber Gestaltqualitaten. Metode kerjanya menganalisis unsur-unsur kejiwaan. Tokoh yang dianggap sebagai pendiri aliran Gestalt adalah Max Wertheimer (1880-1943) kemudian dikembangkan oleh Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler yang mengkritik teori-teori psikologi yang berlaku di Jerman sebelumnya. Gejala-gejala psikis yang  khusus menurut Gestalt merupakan totalia dari seluruh keadaan psikis yang menentukan bangkitnya tenaga batiniah dalam psikis manusia.[6]
 Gestalt mengajarkan kepada seseorang untuk menyadari keadaan tubuhnya, keadaan perasaannya, serta dirinya dalam berhubungan dengan lingkungannya. Semakin baik integrasi antara bagian-bagian itu, maka akan semakin mudah bagi seseorang untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan disekitarnya.[7]
6.      Aliran Humanisme
       Bagi humanisme, aliran behaviorisme dan psikoanalisis telah merendahkan jati diri manusia. Manusia tidak lebih dari robot yang dengan mudah dikondisikan perilakunya. Munculnya humanisme adalah kelahiran dari abad penghargaan keberadaan manusia yang sesungguhnya. Aliran humanisme memandang bahwa manusia adalah mahluk yang mulia, yang semua kebututuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki spesiesnya.
Asas-asas penting mengenai generasi manusia dalam humanisme adalah sebagai berikut:
1.      Manusia mempunyai substansi yang  mandiri diantara mahkluk-mahkluk yang mempunyai wujud fisik dan yang gaib, dan mempunyai esensi  general yang mulia.
2.      Manusia adalah mahkluk yang memiliki kehendak bebas dan merupakan kekuatan paling besar yang luar biasa dan tidak bisa ditafsirkan .
3.      Manusia adalah mahkluk yang mempunyai cita-cita dan merindukan sesuatu ideal.
4.      Manusia adalah mahkluk yang kreatif.
5.      Manusia adalah mahluk yang sadar akan dirinya sendiri.
6.      Manusia adalah mahkluk yang memiliki esensi kesucian.
7.      Manusia sebenarnya tidak pernah menjadi sesuatu yang  lain, kecuali seonggok daging yang tidak berarti, dan sekedar virus kecil saja sudah cukup untuk mematikannya.
8.      Manusia adalah makhluk moral, peduli terhadap nilai-nilai.
9.      Manusia adalah makhluk  yang mengejar cita-citanya dan berusaha mengubah apa yang ada menjadi apa yang semestinya atau apa yang kini ada menjadi apa yang seharusnya ada, di dalam alam, masyarakat dan dirinya sendiri.
10.  Manusia adalah mahkluk yang dapat dikenali secara jelas melalui perbuatannya sebagai suatu kekuatan melawan alam.[8]
Adapun tokoh-tokoh psikologi humanisme adalah Abraham Harold Maslow, Carl Rogers, Fromm, Gordon Alport, dann Kelly.[9]

7.        Aliran Psikologi Kognitif
  Aliran ini dipeelopori oleh beberapa tokoh, antara  lain,  Plato,  Descartes, Kurt Lewin,  Leon Festinger, dan  Fritz Heider. Psikologi kognitif adalah studi ilmiah mengenai kognisi yang bertujuan untuk mengadakan eksperimen dan  mewujudkan teori yang menerangkan bagaimana proses mental disusun dan berfungsi dengan cara objektif dan  ilmiah. Pendekatan ini merupakan reaksi atas pandangan  teori  S-R yang melihat tindakan manusia semata-mata  didasarkan pada masukan stimulus dan output respon.  Sementara itu, psikologi kognitif memandang manusia sebagai mahkluk yang berfikir, merencanakan, mengambil  keputusan  berdasarkan informasi yang diingat,  dan  memilih  dengan cermat stimulus mana yang membutuhkan perhatian.[10]
8.        Aliran Psikologi Transpersonal

Aliran ini dirintis dari berbagai penelitian psikologi klinis  pada tahun 1960-an. Hasil-hasil penelitian disosialisasikan melalui majalah psikologi transpersonal seperti Journal of Transprsonal Psychology yang di terbitkan pertama kali tahun 1969.
Teori ini dikembangkan oleh tokoh psikologi humanisme: Abraham Maslow, Anthony Sutich dan Carles Tart. Aliran ini memiliki beberapa pandangan sebagai berikut :
1.      Manusia memiliki dimensi kesadaran fisikal dan metafisikal yang komplek.
2.      Setiap jiwa manusia memiliki pengalaman realistis dan mistik yang merupakan energy kebangkitan kemanusiaannya.
3.      Kesadaran manusia sangat kuat berhubungan dengan potensi rohaniahnya.
4.      Orientasi manusia sangat kuat dalam mengubah  kehidupannya sendiri.
5.      Manusia merupakan perwujudan kemandiriaan dan kesadaran tunggal dari dua kekuatan yaitu kekuatan jasmani dan rohani.[11]    



BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan-pembahasan atas dapat disimpulkan bahwa aliran-aliran psikologi yang paling popular adalah sebagai berikut:
1.      Aliran Behaviorisme, menganggap  manusia seperti mesin atau robot, tokohnya Pavlov dan Dougall. Objeknya adalah perilaku yang fenomenologis.
2.      Aliran Strukturalisme, mempelajari gejala kejiwaan dan mempelajari isi atau stuktur jiwa seseorang. Tokohnya Edward Bradford. Objeknya kesadaran.
3.      Aliran Fungsional, tokohnya adalah James dan John Dewey, menurutnya tidak ada sesuatu  yang tetap oleh karena itu berfikir sebagai alat untuk  bertindak.
4.      Aliran Psikoanalisis, beranggapan bahwa manusia adalah makhluk yang berkeinginan (homo volens), tokohnya  Sigmund Freud.
5.      Aliran Humanisme, beranggapan bahwa manusia adalah makhluk yang mulia, tokohnya  Abraham Maslow.
6.      Aliran Psikologi  Gestalt, tokohnya adalah Max Wetheimer, Wolfgang, Kohler dan Kurt Koffka. Konsepnya mengenai skematisasi, globalisasi dan  sinkretisme.
7.      Aliran psikologi kognitif adalah bagian dari psikologi pendidikan. Terdapat beberapa aliran yang mempunyai keterkaitan dengan aliran ini, yakni aliran Progessivisme, dan  aliran Eksistensialisme.
8.      Aliran psikologi Transpersonal, mengkaji tentang potensi tertinggi yang dimiliki manusia dan melakukan panggilan, pemahaman, perwujudan dari kesatuan, spiritualisme serta kesadaran transendensi. Tokoh aliran ini adalah Abraham Maslow, Antony Sutich, dan Charlos.



DAFTAR PUSTAKA


Hartono dan Boy Soedarmadji. Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana Prenada                                   Media Grup. 2014.
Http://juniskaefedi.blogspot.com (diakses pada 1 Oktober 2016: 14.23)
Marliani, Rosleny. Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia. 2010.
Syam, Nina W.  Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.  2011.




















[1] http://juniskaefedi.blogspot.com (diakses pada 1 oktober 2016: 14.23)

[2] Rosleny  Marliani, Psikologi  Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 120.
[3] Ibid., 120.
[4] Ibid., 107-114.
[5] Ibid., 123-128.
[6] Ibid., 157.
[7] Hartono dan Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling ( Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2014), 168.
[8] Rosleny  Marliani, Psikologi  Umum, 152-157.
[9] Hartono dan Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling, 144.
[10] Nina W. Syam, Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), 90-91.
[11]Rosleny  Marliani, Psikologi  Umum, 165.